Starlink Banting Harga, Bakal Timbulkan Persaingan Tidak Sehat

Hadirnya layanan internet satelit baru Starlink dianggap menjadikan ancaman baru bagi penyedia internet dan operator telekomunikasi lainnya. Pasalnya, baru saja hadir di Indonesia operator milik Elon Musk tersebut langsung banting harga. Harga layanan Starlink di Indonesia sekarang dibanderol mulai dari Rp 750 ribu per bulan, telah didiskon dari Rp 1,5 juta.

Karenanya, keberadaan Starlink ini dikhawatirkan dapat memunculkan persaingan yang tidak sehat di antara operator telekomunikasi di Indonesia. Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, Starlink dapat hadir dan menerapkan strategi predatory pricing atau . "Persaingan sehat ini juga termasuk equal level playing field antar pemain dengan teknologi sama atau teknologi berbeda," lanjutnya.

Tiga Terdakwa Kasus Pencabulan Divonis 12 Hingga 15 Tahun Penjara Kunci Jawaban Latihan Pemahaman & Cerita Reflektif Modul 2 Mendesain Projek Penguatan Profil Pelajar Buron Lima Tahun, Terpidana Korupsi JLS Cilegon Dihukum 7 Tahun Penjara

Kunci Jawaban Post Test Modul 4 Disiplin Positif: Hukuman dan Konsekuensi Heru mengatakan, harga tersebut belum jelas apakah promo saja atau akan turun lagi atau malah mengalami kenaikan. "Kalau kian turun perlu diantisipasi predatory pricing," ujarnya.

Predatory pricing merupakan kebijakan perusahaan menurunkan harga di bawah biaya produksi sehingga tidak bisa tersaingi oleh pada perusahaan rival. Hal ini biasanya menyebabkan perang harga dan memicu persaingan tak sehat. Sebagai informasi, layanan internet satelit Starlink baru saja diresmikan di Jakarta di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali.

Peresmian dihadiri langsung oleh CEO SpaceX Elon Musk, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Kerjasama layanan internet Starlink ini disebut mampu menjangkau jaringan hingga pelosok Indonesia. Sebagai informasi, Starlink adalah layanan internet satelit yang dikembangkan oleh SpaceX perusahaan teknologi milik Elon Musk.

Starlink menggunakan konstelasi satelit pada orbit rendah bumi (low earth orbit/LEO). Nantinya, pengguna Starlink hanya memerlukan perangkat penerima kecil yang dikenal sebagai antena parabola/dish untuk dapat terhubung ke jaringan satelit. Sebagai informasi, Starlink akan segera melakukan uji coba internet satelit perdananya di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Melansir dari website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) jadwal uji coba Starlink akan dilaksanakan Mei 2024 pada tujuh lokasi di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan, semua operator lokal harus siap berkompetisi atas hadirnya layanan internet asing. "Ya semua harus berkompetisi," kata Luhut pekan lalu.

Luhut mengatakan, tarif paket internet Starlink di Indonesia akan lebih murah dibandingkan operator lain. Ia mengatakan, kehadiran Starlink di daerah daerah terpencil akan sangat membantu komunikasi masyarakat setempat. "Iya lebih murah (tarif Starlink). Nanti dengan ada Starlink komunikasi kita di daerah daerah terpencil itu akan sangat bagus, jadi nanti masalah kesehatan, pendidikan, itu saya kira akan sangat sangat banyak terbantu," ujarnya.

Starlink mulai tersedia di Indonesia dan pengguna rumahan sudah bisa memesannya. Kabar mengenai kedatangan Starlink di Indonesia sejatinya telah berhembus sejak tahun lalu. Namun, penggunaannya saat itu masih terbatas. Kini, baik konsumen segmen bisnis atau individu, dapat memesan layanan Starlink di Indonesia. Starlink bisa hadir di Indonesia lantaran perusahaan telah mengajukan beberapa izin untuk beroperasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *